Jumat, 06 Mei 2016

Hujan Kenangan

Hujan tak pernah jemu menyapaku di sini, di kota Asri. Menghadirkan ribuan slide bayang-bayang masa kecil penuh tawa dan rasa takut. Ketika sembunyi-sembunyi keluar rumah saat hujan lebat. Hanya untuk bermain di bawah beribu bulir air mata langit. Dan selepasnya, omelan Ibu, gigil masuk angin, dan beribu nasihat yang menjadi dongeng sebelum tidur. Namun, kejadian serupa selalu terulang, lagi dan lagi. Tak pernah jemu meski tatap marah Ibu selalu menghantui. Bandel saja aku sembunyi-sembunyi bermain hujan. Tertawa penuh kemenangan ketika tak ketahuan. Menangis terisak dan tertahan ketika Ibu mendapatiku melanggar aturan. Hujan,.. Selalu penuh kenangan.

Kini aku hanya tersenyum simpul ketika hujan. Tak pantas lagi bagiku bermain di bawah rintiknya. Tak patut lagi aku berkejaran dan saling siram di sela kecipaknya. Meski rindu. Meski ingin kuulang masa itu, tanpa tatap marah Ibu tentunya, tanpa harus sembunyi-sembunyi. Tapi, masa lalu tak bisa kembali bukan? Biarlah semua menjadi kenangan. Mungkin akan menjadi kisah yang menyenangkan.

Hujan. Jangan pernah lelah memberi kenangan. Agar ada yang aku rindukan dari kampung halaman.
------
Nee
@nilna_sakinah
Wonosobo, 05/05/16
------
Curcol 😆

Tidak ada komentar:

Posting Komentar