Selasa, 24 Mei 2016

Alamku, SenyumNya

Bergulung-gulung ombak dilaut
Saling kejar memecah ditepi pantai
Mencumbunya hingga basah
Terasa sejuk dan tenang
Sebagian lelah dan bosanku hilang disini

Pasir putih tenggelam kelam
Burung-burung sesekali lewat sentuh air
Bebatuan bertepi kokoh pun terbasuh
Padanan ciptaNya satu padu
Sebab itu, tujuku hilang letih pandangi
Sebab itu, duniaku sekejap terasa tercuri
Lewat segala megahnya alam, sendu senyumku terganti

{ Alamku, Senyumnya | Kolab bareng @coretan.makna }

Pic by @edoindraz

Sabtu, 21 Mei 2016

Rindu dan Senja

Terdiam kududuk di hamparan luas
Mengadu pada senja yang menjingga
Tentang rindu kusam; cinta terbuang
Pada tatapan rasa

Tatapan rasa yang berubah hambar
Rindu berkobar sejak hati tak bersapa
Indah jingga tak lagi bermakna
Masih kutunggu dirinya, setiap senja tiba

{ @dhee_k Feat @putri_karang | Lampung - Bandung 21 mei 2016 }

Rabu, 18 Mei 2016

Ombak

wahai kau yang patah hati,
jiwamu kini telah lelah.
apakau bepaling dari air pasang untuk menelan air mata kepedihanmu.
semoga ombak menerima dirimu,
semoga ia lembut menenangkan dirimu hingga kau terlelap.

menghilangkan semua luka dan rasa sakit yang kau bawa selama ini.
namu, bila kau memberinya kesempatan akankah kau melupakan masa lalumu?
kau dan aku bisa memulainya kembali

{ @dhee_k / 18052016 }

KIRANA

kau dengar hatiku yang sepi ? katamu
menunggu abu dan puntung rokok diantara tawa dan patah hati
tiba-tiba kita bersapa : berapakah harga pertemuan dan perpisahan.

hanya yang tersisa adalah kenangan selama bersama
kuhirup senyummu, kuburu kasih sayangmu
bagai hujan menumbuhi pohon, mekarkan kembang

Namamu tak akan hapus kasih sayangmu
Bagai air akan terus mengucur mengalir
Dan matamu yang bersinar
tetap berpendar-pendar
tak akan pernah redup


{ @dhee_k / 17052016 }

Selasa, 17 Mei 2016

"ALTAR JINGGA"

Di remang senja; di pucat sinis surya
Berdua kita duduk di taman cinta.
Menikmati indahnya bunga-bunga
Seraya menatap jamuan langit Sang Maha

Kelindan sepi bangku kota
Mengaltar kasih rajut bahagia
Dibalut tembang pesona penuh renda
Kita menenun jalinan cinta

Kasihku, matamu sungguh beda
Ia seakan meneduhkan semakna senja
Bagaimana mekarannya itu
Penuh warna dan mengabadi dalam kuplet sajak aksara

Dan pada akhirnya
Di antara romantisme cahaya siang dan malam
Aku mengambang pembatas menemu
Antara aku dan seutuh nirwana kasihmu

May 17, 2016
Kotak Dialog Tiga Pagi

By : @sajakberserikat @tenianura92 @dhee_k

Senin, 09 Mei 2016

Lentera

Lentera kecil
Menerangi ruang kosong kalbu
Memberikan sedikit cahaya
Redup kekuningan

Membiaskan secercah asah
Akan kegundahan jiwa
Yang selalu merindukanmu
Menantikan hadirmu

Cahaya yang redup
Bisa sedikit menerangi hatiku yang kosong
Dimalam malam kelabuku
Melelehkan lamunanku

Lentera kecil akan terus bersinar
Walau cahaya redup
Tak akan pernah padam
Hingga akhir masa

Bandar lampung, 09052016

Ilustrasi dan puisi oleh @dhee_k

Minggu, 08 Mei 2016

Malam...

Kepada malam..
Yang gelap dan pekat
Izinkan aku memungut
Cinta yang terabaikan

Cinta yang tertumpah dijalan ini
Berserakan dalam lumpur
Menggenang dalam kalbu
Terpasung dalam jiwa..

Kepada malam..
Yang menggigilkan rindu
Akan sebuah prasasti janji
Bersatu dalam keabadian..

Bandar lampung, 8516
@dhee_k

Jumat, 06 Mei 2016

Hujan Kenangan

Hujan tak pernah jemu menyapaku di sini, di kota Asri. Menghadirkan ribuan slide bayang-bayang masa kecil penuh tawa dan rasa takut. Ketika sembunyi-sembunyi keluar rumah saat hujan lebat. Hanya untuk bermain di bawah beribu bulir air mata langit. Dan selepasnya, omelan Ibu, gigil masuk angin, dan beribu nasihat yang menjadi dongeng sebelum tidur. Namun, kejadian serupa selalu terulang, lagi dan lagi. Tak pernah jemu meski tatap marah Ibu selalu menghantui. Bandel saja aku sembunyi-sembunyi bermain hujan. Tertawa penuh kemenangan ketika tak ketahuan. Menangis terisak dan tertahan ketika Ibu mendapatiku melanggar aturan. Hujan,.. Selalu penuh kenangan.

Kini aku hanya tersenyum simpul ketika hujan. Tak pantas lagi bagiku bermain di bawah rintiknya. Tak patut lagi aku berkejaran dan saling siram di sela kecipaknya. Meski rindu. Meski ingin kuulang masa itu, tanpa tatap marah Ibu tentunya, tanpa harus sembunyi-sembunyi. Tapi, masa lalu tak bisa kembali bukan? Biarlah semua menjadi kenangan. Mungkin akan menjadi kisah yang menyenangkan.

Hujan. Jangan pernah lelah memberi kenangan. Agar ada yang aku rindukan dari kampung halaman.
------
Nee
@nilna_sakinah
Wonosobo, 05/05/16
------
Curcol 😆

Kamis, 05 Mei 2016

"KIRANA DAN SEBANGKU PURNAMA"

Malam itu, sehabis Kirana pulang dari si jalanan yang tak pernah berhenti kejamnya, seusai bergelut dengan buku-buku laporan administrasi kantornya, ia bergegas menaruh tas kulit coklat di atas meja kerjanya, sembari mencopot sepatu dan kaus kakinya, ia tersendu atas polemik batin yang sedang dirasa --hari ini adalah hari tepat setahun ia sendiri. Baju dan rok kerja yang lusuh sehabis bertengkar dengan aspal dan asap knalpot itu, bergegas ia ganti dan lekas berbaring di taman belakang rumahnya ditemani percik air kolam renang di samping taman itu --kebiasaan kirana yang selalu ia lakukan ketika bersedih  "Ketika waktu berhenti  Dan sejenak aku tersentak menatap bulan purnama yg ke seratus abad tanpa bayang atau bintang"  Kirana begitu nikmat menyetubuhi cakrawala malam itu, langit yg binar, seakan berteman dengan hatinya; memeluk erat dirinya yang sedang tersungkur habis-habisan perkara rindu pada seseorang bernama Arga yang satu tahun lalu menjatuhkan semangat hidupnya, diputus telak bersama sakit teramat sangat  "Berselimutkan kerinduan membisu mencekam,  Menggenang satu memori diantara lautan hujan darah basuhi keringnya pipiku"  Arga adalah laki-laki yang bijaksana, ia begitu sempurna bagi kirana, tiap detil laku sederhana yang ia tapaki --Perhatiannya, cara ia mengingatkan makan, cara ia menyentuh kirana, bahkan caranya memarahi kirana sebab bergadang larut malam-- membuat kirana mendapati bahagia yang ia pun sulit untuk melupa, apalagi menghilangkannya dari peredaran kenangannya  "Sayunya matamu, dan uraian senyummu beriak - riak disamudra membelai,  Di gunung  tergerai angin malam yang dicemari hampa semakin pilu menyayat sekarat menuju jurang, selayaknya pohon tumbang di bebatuan terjal,  Melebur bersama cintaku yg usang bersama debu"  Kirana begitu benci, menggeram pada rumput yang dicekamnya, ia pun berteriak kencang pada purnama yang sedang binar-binarnya, geram atas arga yang dahulu meninggalkan telak-telak, sebab wanita lain di sekitarnya selalu mendekati Arga, cemburu buta kirana menyebabkan kehancuran yang seharusnya tak pernah terjadi.  "Oh...!!! Pergilah,  Mengapa kau pergi ?  Sudahlah,  Mengingatmu hanya menyakitiku. Sesak batinku,bukan kamu pula sebabnya,  Tapi kehampaan yang  memelukku erat tanpa terlepaskan, Terlewatkan sedetikpun meski cemburuku memuncak padamu, Menari-nari di awan cumulonimbus terhempaskan,  Menyambar tersebar menggerayangi bayangmu bercumbu, beradu setubuhi asaku, sukmaku dijeruji, relungmu dipasung, didekapkan mimpi disiluetkan wajahmu yg memunggungi lentera oranye"  Hingga kirana begitu lelah, hati yang meronta itu begitu padam tak terelakkan, perpisahan setahun yang lalu di taman yang menjadi tempat kesukaannya bersama Arga, menjadi ingatan yang tak pernah ia lupakan sampai kapanpun. Ia hanya mampu berdoa atas nama laki-laki itu agar Tuhan tetap melindunginya.  "Di bangku taman, aku berpangku lelah di pangkuanmu yg hangat, Aku mergang asa di rindu memudar tanduk keniscayaan atau berdiri di gigir tebing cintamu yg terhempas tiada bernyawa. Tiada lagi canda tawa ataupun tangis bahagia bahkan senyumpun tiada kujumpa seperti senja yang menguning merona jingga terpasung cakrawala rasa di kopiku pahit mengental tak kekal hitamnya rindu memudar, mengendap, menumpuk hingga mengampas, mengering bagai mimpi mimpi yang tandus"  Semoga dirimu baik-baik saja Arga, jangan pernah sia-siakan perempuan perias hidupmu itu, jika kelak engkau jauh menjadi sosok yang mengagumkan bersamanya, jangan pernah melupakan tengadah kecilku yang selalu merapalkan namamu dihadapan sang Maha. 

(Kirana Dan Sebangku Purnama)  By : anak kawin silang dari penjual tahu bulat dan penjaga endomaret blasteran badut spiderman - kolaborasi sambung kata dari grup line " biskuat"