"Oke, semuanya jelas ?!"
"Jelas ka.."
"Kalau semua sudah jelas kita mulai saja dinas malam edisi kali ini,
dan sebelumnya mari kita berdo'a sesuai dengan kepercayaan masing - masing."
Sebuah percakapan disebuah pelataran ruko di Kota Bandar Lampung mengawali agenda berbagi nasi.
" Eh Nad, kamu bareng siapa ?! " Nadia Dian Kusuma namanya
" Gak tau nih ka, tadi sih bareng Adi tapi dia sama pacarnya sekarang." Nadia bingung.
" kalau gitu bareng kakak aja Nad, kebetulan kakak sendiri. " sambil memberikan helmt ke Nadia
" Eh bro, loe area mana malam ini ? " tanya Adi sambil menepuk pundak Reno.
" Gua daerah Teluk Betung bro. kalau loe area mana Di ?!" Reno balik bertanya.
" Gw area Raja Basa bro " Jawab Adi.
" Oke bro, yu kita cabut sudah malam ini " ajak Reno sambil memakai helmtnya.
Dan semua para pejuang nasi berpencar menuju area masing - masing untuk membagikan nasi titipan para donatur.
Sepanjang perjalanan Nadia dan Reno pun berbincang soal siapa saja target yang akan diberikan nasi bungkus.
Reno dan Nadia pun sampai di lokasi sesuai dengan yang telah disepakati.
" Nad, itu ada Bapak - bapak sedang tidur. yuk kita kasih nasinya " ajak Reno sambil menunjuk kearah Bapak - bapak yang sedang tidur diemperan ruko.
" Ayu kak " Nadia mengambil nasi dan air minum.
" Kak, bagai mana kalau Nadia saja yang ngasih nasinya ? "
" Boleh Nad. Ayu kita kasih nasinya. "
Nadia dan Reno pun membagikan nasi bungkus di area tersebut hingga habis.
Selama mereka membagikan nasi Reno terus memperhatikan Nadia yang sedang membagikan nasi dengan senyum ramahnya yang hangat. Reno pun kagum melihat semangat Nadia dalam membagikan nasi.
" Akhirnya selesai juga tugas kita kak. " ucap Nadia sambil tersenyum manis.
" Gimana Nad, cape gak ? "
" Ah enggak kok kak, malah senang Nadia "
" Alhamdulillah kalau Nadia senang ikut kegiatan seperti ini "
" Hehe, ia kak senang banget "
Nadia Dian Kusuma merupakan seorang wanita berhijab dan terdaftar sebagai mahasiswi semester empat disalah satu perguruan tinggi di kota Bandar Lampung.
" Nad, bagai mana kalau kita istirahat sebentar kebetulan di depan ada warung tenda "
" Boleh kak, kebetulan Nadia haus juga "
Nadia dan Reno pun pergi ke warung tenda yang ada di seberang jalan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati keindahan malam kota Bandar Lampung.
" Mau minum apa Nad ? " Reno pun memanggil pelayan untuk memesan minum.
" Es teh manis aja kak, kalau kak Reno mau minum apa ? "
" Biasa Nad, kopi. hehe "
Setelah minuman yang mereka pesan datang, mereka pun menikmatinya tanpa ada lagi percakapan diantara mereka berdua. Hanya terdengar suara deru kendaraan yang lalu lalang di jalanan.
Reno menatap Nadia secara mendalam tanpa sepengetahuan Nadia perlahan Reno pun mulai menaruh rasa kagum kepada Nadia.
Nadia Dian Kusuma
begitu indah dirimu
seperti malam yang berteman purnama
menyembunyikan gelapnya
senyummu yang hangat dan tulus
mendamaikan mereka yang resah
sikap dan laku mu
mencerminkan kelembutan hatimu
Nadia, kau telah menerangi malamku
cahaya rembulan dan kerlip bintang
tak mampu menggantikan cahayamu
" Sudah selesai minumnya Nad ? " tiba - tiba Reno memcah suasana sunyi.
" Sudah kak " jawab Nadia.
" Sepertinya kita harus segera pulang Nad, soalnya sudah malam " ajak Reno, sambil melirik alrojinya.
" Iya kak, enggak kerasa ya sudah malam "
Reno dan Nadia pun meninggalkan warung tenda untuk segera pulang mengantarkan Nadia kerumahnya.
sesampainya di rumah Nadia.
" Sudah sampai Nad. "
" Terima kasih ya kak sudah nganterin pulang, kakak mau mapir dulu atau langsung ? "
" Kayanya langsung aja deh Nad, soalnya sudah malam juga. Enggak enak sama tetangga, hehe "
" Hehe, ya sudah hati - hati di jalan ya kak "
" Oke Nad. kakak pulang ya, Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikum salam "
Reno pun meninggalkan rumah Nadia menuju kerumahnya. Selama perjalanan menuju rumah, Reno selalu terbayang - bayang akan ke anggunan Nadia. Ia selalu teringat senyum khas dari Nadia yang hangat, sikapnya yang ramah dan sopan dengan siapa saja. Tak lama kemudian Reno pun sampai ke rumahnya. Reno pun memasukan kendaraannya dan bergegas menuju kamarnya untuk istirahat. Setelah bersih - bersih sejenak Reno pun langsung berbaring di tempat tidur.
Reno pun berharap untuk dapat tidur cepat, namum bayang - Bayang Nadia selamu bermain - main di dalam pikirannya.
" Ah Nadia Dian Kusuma, engkau telah menggangu pikiran ku. Sosok dirimu begitu lembut, senyummu yang hangat selalu saja terbayang dalam ingatanku. "
Ke esokan harinya tepat pukul 04.30 Reno terbangun seperti biasa. Setelah selesai melaksanakan ibadah Shalat subuh Reno pun membuka laptopnya untuk melanjutkan skripsinya. Setelah beberapa saat mengerjakan skripsinya, tiba - tiba handphone Reno berbunyi, di lihatnya ada pesan masuk dari Adi.
" Bro, nanti loe kekampus ga bimbingan skripsi ?"
" Yoi bro, nanti sekitar jam 10-an gw sudah di kampus sudah janji juga gw sama Dosen pembimbing " balas Reno.
Reno pun melanjutkan skripsinya, tak terasa jam sudah menunjukan pukul 07.30, Reno pun menghentikan kegiatannya untuk bergegas menuju kamar mandi.
" No, kamu mau sarapan dulu atau mandi ? " tanya ibu Reno.
" Reno mandi dulu ya bu, gerah banget hari ini " jawab Reno sambil mengambil handuk.
" Ya sudah, kalau mau sarapan sudah ibu siapin ya di meja makan "
" Ia bu " seru Reno sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan sarapan, Reno kembali ke kamarnya untuk menyiapkan keperluan kuliahnya. Setelah dirasa sudah tidak ada yang tertinggal Reno pun bergegas berangkat kekampus, tak lupa pula Reno pamit sama ibunya.
" Ibu, Reno pamit kekampus ya mau bimbingan skripsi " pamit Reno sambil mencium tangan ibunya.
" Ia No, semoga cepat selesai ya skripsi kamu " jawab sang ibu sambil mengusap kepala Reno.
" Hati - hati bawa motornya ya No " sambung sang ibu.
" Ia bu, pasti Reno hati - hati "
Reno pun pergi ke kampus menggunakan motor kesayangannya. Dalam perjalanan Reno kembali teringat kepada Nadia yang telah membuat hati Reno berbunga - bunga.
Sementara di rumah Nadia terdengar percakapan melalui telpon seluler dari sebuah kamar.
" Iya kak, bentar lagi Nadia kekampus. Ini lagi siap - siap "
" Engga usah kak, Nadia nanti berangkatnya bareng Yuni kok " Lanjut Nadia sambil membetulkan jilbabnya.
" Kakak hati - hati di jalan ya "
Sementara di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandar Lampung, Reno baru saja sampai dan langsung memarkirkan motornya di parkiran Fakultasnya. Saat hendak menuju ruang dosen, Reno bertemu dengan Adi dan Rendi yang hendak bimbingan skripsi juga.
Mereka bertiga pun berjalan bersama karena kebetulan Dosen pembimbing satu pun sama. Mereka pun duduk di lorong tepat di depan ruang sang Dosen, karena kebetulan saat itu sang Dosen sedang ada tamu. Reno, Adi dan Rendi berbincang dan bercanda melepas penat menunggu sang dosen.
" Eh No, skripsi loe sudah sampai mana " Rendi bertanya, namun matanya tetap asik memandang netbooknya.
" Gw sudah masuk bab III Ren, lah loe sendiri sudah sampai mana tu skripsi " seru Reno.
" Haha, gw sama kaya loe No. Tapi gw baru masuk bab III. "
Sementara Reno dan Rendi sedang berbincang masalah skrisi mereka, sedang Adi sibuk sendiri sama handphonenya sedang chat dengan pacarnya. Selang berapa lama kemudian merekapun satu persatu mulai bimbingan karena tamu sang Dosenpun telah meninggalkan ruang Dosen.
Siang hari setelah mereka bertiga selesai bimbingan mereka memutuskan untuk santai sejenak di kantin untuk makan siang dan sekedar melepas lelah. Selagi menunggu pesanan makanan mereka, Reno mengeluarkan handphonenya, ia hendak menanyakan kabar wanita yang telah mengganggu pikirannya beberapa hari belakangan ini.
Sore hari setelah pulang dari kampus dan beristirahat sejenak Reno beranjak dari kamar menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Sesat Reno teringat akan sosok Nadia, lalu Reno mengambil handphonenya dan segera menghubungi Nadia.
" Assalamu'alaikum " jawab suara wanita diujung telpon.
" Wa'alaikum salam, Nadia apa kabar ? "
" Alhamdulillah sehat kak. Ka Reno sendiri "
" Alhamdulillah sehat juga Nad. "
" O iya, Nadia nanti malam ada acara ? kl tidak ada bagai mana kl nanti malam kita lihat musikalisasi puisi, di acara malam puisi lampung. "
" Wah boleh kak, kebetulan Nadia juga senang puisi kak. "
" Wak kebetulan sekali ya Nad. Kalau gitu nanti malam kakak jemput kamu jam delapan ya Nad. "
" Iya kak siap. "
" Sampai nanti malam ya Nad. Assalamu'alaikum. "
" Wa'alaikum salam kak. "
Tepat jam delapan Reno sudah sampai di rumah Nadia, setelah pamitan dengan kedua Orang Tua Nadia, Reno dan Nadia pun berangkat ke sebuah cafe di Kota Bandar Lampung untuk menyaksikan musikalisasi puisi. Sepanjang perjalanan Reno dan Nadia terlibat pembicaraan seru mengenai puisi apa yang paling Reno dan Nadia sukai.
Setibanya di lokasi acara baru saja beberapa menit berlangsung, Reno dan Nadia pun segera menuju sebuah meja yang kebetulan kosong. Sepanjang acara Nadia begitu antusias menyaksikan musikalisasi puisi dengan serius, dan Reno pun asik menikmati ke anggunan Nadia. Reno terus menatap Nadia tanpa sepengetahuan Nadia, terbesit dalam hati Reno sebuah kebahagian bila bisa bersama Nadia selamanya. Setelah acara selesai Reno segera mengantar Nadia pulang kerumah, karena dirasa Reno hari telah semakin malam. Sesaat setelah sampai dirumah, handphone Reno berbunyi sebuah pesan singkat masuk ke handphonenya.
" assalamu'alaikum.
sudah sampai rumah ka ?
terima kasih ya untuk malam ini, Nadia senang banget. "
" wa'alaikum salam, alhamdulillah kalau Nadia senang "
.......