Rabu, 07 Juni 2017

JUVENTINI

Pukul 19.30 waktu Italia, Aurum sudah berada di dalam Juventus Satdium. Kegemuruhan suara tifosi Juventus mulai terasa ketika Aurum mulai memasuki dalam stadion. Aurum segera saja mencari lokasi kursinya, ketika sorak sorai Juventini kian menggema memenuhui seisi stadion. Pertandingan baru akan dimulai sekitar tiga puluh menit lagi, namun para tifosi tak pernah lelah meneriakan yel-yel, memutar-mutar syal dan mengibarkan bendera kebesaran Juventus.
Aurum tampak terpesona dengan pemandangan yang dilihatnya, hampir seluruh penonton menggunakan jersey Hitam putih kebanggan Juventus. Termaksud dirinya yang juga menggunakan seragam bernomor punggung 10 kepunyaan Del Piero. Walaupun Del Piero tak lagi membela Juventus namun Aurum tetap mengidolakannya.
10 menit menjelang pertandingan, sorak sorak tifosi Juventus berubah. Mereka dengan semangat menyanyikan lagu kebanggaan klubnya "Storia Di Un Grande Amore". Seluruh penonton serempak menyanyikan lagu tersebut walau tanpa dikomando, termaksud Aurum tak ketinggalan.

Juve, storia di un grande amore ..
Bianco che abbraccia il nero ..
Toro che si alza davvero solo per te ..
E la juve, storia di quel che saro ..
Quado fischia I'inizio ..
Inizia quel sogro che sei ..
Juve, storia di un grande amore ..
Bianco che abbraccia in nero ..
Toro che si alza davvero solo per te ..
Juve per sempre sara ..

Walau hanya hapal bagian itu, namun Aurum tetap bersemangat menyanyikannya. Ia tak mau kalah sama tifosi kecil yang berada pas di samping kiri Aurum. Tak lupa beberapa flare pun dinyalakan menambahkan keriuhan dalam stadion.

BANDAR LAMPUNG, SEMINGGU SEBELEMU KEBERANGKATAN

Aurum tengah menyiapkan segala sesuat yang akan dia bawa ke Italia. Liburan kali ini telah lama ia rencanakan. Mulai dari menyisikan sebagian penghasilannya, sampai mengajukan permohonan cuti untuk waktu seminggu kedepan. Mimpi berlibur ke Italia ini sejak lama ia tanam. Selain ingin mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Italia, ia juga ingin menyaksikan langsung pertandingan sepak bola club kesayangannya. Destinasi utama di Italia ialah Kota Turin, dimana Juventus bermarkas di sana.

Dua hari sebelum hari keberangkatannya, Aurum menghabiskan waktu malamnya bersama beberapa temannya di jantung kota Bandar Lampung. Mereka menikamati malam yang cerah bertemankan jagung bakar dan kopi terbaik dari Lampung. Temaram cahaya rembulan dan kerlip bintang di langit bagaikan sebuah lukisan tak berbingkai.
Tugu Adipura, atau yang lebih populer di masyarakat Lampung dengan sebutan Bundara Gajah ini menjadi tempat yang banyak di pilih warga Bandar Lampung, untuk menikmati malam atau sekerdar berfoto-foto.

Mereka berbincang, bercanda seperti biasa tiap kali mereka berkumpul. Suasana malam kota Bandar Lampung begitu syahdu. Tak hanya teman wanita yang menemani Aurum malam ini, ada dua teman pria yang ikut menikmati malam bersama Aurum. Mereka semua teman Aurum saat masih duduk sebagai pelajar di salah satu SMA Negri di kota Bandar Lampung. Persahanatan mereka sudah sejak lama terjalin, pasang surut hubungan mereka sudah sering terjadi, namun tak begitu menimbulkan permasalahan yang besar. Justru itu membuat mereka semakin hangat bagai sebuah keluarga yang terikat secara emosial.

Waktu tak terasa kian mendekati pagi, rasanya mereka baru saja nongkrong bersama. Memang saat sedang bersama teman-teman, waktu seakan enggan bekonpromi; berlalu begitu cepat. Merekapun mengalah oleh waktu dan memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.

Hanya butuh waktu sekitar 10 menit menuju rumah Aurum. Sesampainya di rumah, ibunya masih setia menantikan anaknya yang pamit keluar selepas isya. Aurumpun segera pamit kepada ibunya untuk beristirahat setelah sebelumnya berbincang sejenak dengan sang ibu.

HARI KEBERANGKATAN

Setelah dirasa semua sudah siap dan tak ada yang tertinggal Aurum bergegas menuju kendaraan yang akan mengantarkannya ke Bandara Radin Intan II. Dari sana ia akan berangkat ke Italia. 18 jam perjalanan akan di tempuh olehnya seorang diri, tak ada yang menemani liburannya. Aurum tak ingin ada yang mengganggu saat ia menyaksikan tim kesanyangannya bertanding. Liburannya ke Italia merupakan yang pertama bagi Aurum. Selama ini ia banyak menghabiskan saat liburan dengan mengeksplore keindahaan Nusantara. Terakhir sekitar tiga bulan yang lalu, ia baru saja dari Raja Ampat, menikmati keindahan bawah laut Papua. Tapi sayang, sekarang terumbu karangnya rusak akibat kelalaian nahkoda kapal asing. Aurum merupakan sosok wanita yang mandiri, sosok pribadinyapun menyenangkan. Tak heran di mana saja ia berada selalu disukai banyak orang.
Dalam perjalannya menuju Bandar Udara, ia sudah terbayang suasana di dalam Juventus Stadium. Sorak-sorai tifosi Juventus riuh-rendah terdengar memenuhi Stadion baru kebanggaan Juventus. Sesampai di Bandara, setelah menunggu sekitar tuga puluh menit, pesawat yang akan di tumpanginya akan segera berangkat. Aurum segera menuju ke terminal keberangkatan untuk segera masuk ke dalam pesawatnya.

JUVENTUS STADIUM

Kedua kesebelasan sudah mulai memasuki stadion. Kegemuruhan suporter tak berkurang sama sekali. Beberapa saat lagi pertandingan akan segera dimulai. Juventus mengenakan seragam kebesarannya, hitam putih. Pertandingan kali ini merupakan lanjutan semi final liga champions eropa antara Juventus dan Monaco. Di mana pertandingan sebelumnya yang berlangsung di Monaco, Juventus berhasil menundukan tuan rumah.

Setelah 2 x 45 menit pertandingan berlangsung, akhirnya Juventus kembali berhasil menundukan As Monaco dengan skor 2-1. Kemenangan ini berhasil membawa Juventus melangkah ke babak final Liga Champion.

DUA HARI SETELAH PERTANDINGAN

Aurum sudah berada di Piaza Castello. Sebuah bangunan yang tampak seperti istana yang terletak di jantung kota Turin. Tak luput dari pantauan Aurum, sebuah banguan yang pernah di pakai oleh keluarga Duke of Savory, yang tinggal di sana sekitar tahun 1500 sampai pertengahan abad 19. Bangunan tersebut bernama The Royal Palace atau Palazzao. Bangunan ini juga terdapat sebuah alun-alun, di sini kita bisa bermain bersama burung merpati yang banyak terdapat di sana.

Ke esokan harinya Aurum sudah berada di wilaya Toscana, Provinsi Pisa. Ia ingin melihat salah satu bangunan yang menjadi warisan budaya dunia; Menara Pisa. Menara Pisa terletak di belakang Katedral yang merupakan bangunan ketiga Campo Dei Mirocali (lapangan pelangi). Menara Pisa dibangun pada tahun 1173. Sebenarnya menara lonceng ini dibangun normal, lurus seperti bangunan menara pada biasanya. Di karenakan kondisi tanah yang tak stabil dan konstruksi pondasi yang tak sempurna, menyebabkan Menara Pisa ini menjadi miring.

Setelah puas berkeliling beberapa tempat bersejarah di Italia, dan menyaksikan pertandingan tim kesayanganya, Aurumpun kembali ke Tanah Air. Sebelum meninggalkan kota Turin, ia sempat menaru harapan kalau Juventus dapat membawa pulang Big Ear (Tropy Liga Champion Eropa). Aurum sadar, lawan yang akan di hadapinya dalam partai final nanti adalah Real Madrid cf, yang merupakan raksasa sepak bola Spanyol.
Selama kurang lebih 18 jam Aurum berada di udara. Liburan kali ini terasa begitu cepat baginya, hingga harus kembali ke Indonesia dan melanjutkan aktifitasnya seperti sediakala.

Kamis, 04 Agustus 2016

Pesona Perempuan

Perempuan yang kucintai, duduk di sofa beludu
Meminum anggur berumur lewat gelas kristal
Ini adalah mimpi kemarin; ia telah pergi
Sidik jarinya masih tertinggal pada cermin
Lembut suaranya masih dapat kudengar

Ia pergi kelembah pengasingan; terabaikan
Lukisannya masih tergantung indah pada  dinding kamar
Surat darinya tersimpan rapi dalam kotak
Semua akan bersamaku hingga esok, angin meniup menjauh

Kecantikanya berbeda, seakan diciptakan dewa
Selembut salju, sesejuk embun pagi
Secerdik ular, segalak srigala, menakutkan pada malam pekat
Namun kalian dapat menyerahkan jantung hati padanya

Pada lembaran buku, kulihat wajahnya
Kudengar suaranya lewat gemercik sungai
Padanya kuserahkan rahasia jiwaku

Perempuan yang kucintai itu bernama kehidupan; cantik memikat hati, namun merampas nyawa
Mengubur rindu bersama janji-janji
Bersimbah air mata pecintanya
Melumuri dirinya dengan darah korbannya
Hari-hari putih bertepi kegelapan, pakaiannya

Wanita yang kucintai...
Merayu hati pecintanya, namun meniadakan pernikahan

dhee_k
Penjual kopi pengkolan
Bandar Lampung,  01 Agustus 2016

(Prosa kehidupan Kahlil Gibran "Pesona Perempuan")

Kamis, 28 Juli 2016

Obrolan Dini Hari

x : Bayangkan kita duduk berhadapan
Mari mulai bercengkerama
Saling membanggakan kota kelahiran
Tempat yang memberi lahan kita tumbuh hingga dewasa
Aku bersama kota kembangku yang sejuk
Menyuguhkan keindahan di setiap sudut kota

y : Di sini aku pun akan bercerita tentang kota ku
Kota di ujung sumatra; tapis berseri
Hamparan hijau belantara melindungi kota ku
Bentangan biru lautan menyejukan pandang mata

x : Dan aku yang bangga aka negeri hijau menyejukkan
Sumber kedamaian menjamin ketenangan
Tumpukkan gunung mengelilingi dengan gagah
Siapa tak kenal kota kembang, kota yang indah
Kota Paris Van Java juga julukannya

y : Beranda sumatra itu kota ku
Gajah bersekolah disana
Di kotamu mungkin asal teh terbaik
Namun kotaku penghasil kopi terbaik di dunia
Ingat kah kau tentang krakatau ?
Yang sempat guncang dunia lewat letusannya

x : Sekarang mari berbicara tentang kisah perahu terbalik
Sisa amarah sangkuriang pada dayang sumbi
Menyuguhkan kawah indah menakjubkan
Atau goa bekas berlindung manusia purba, yang terdapat hamparan baturanau stik
Jika kau berdiri di atas sana
Seantero Bandung raya tertangkap retina

y : Singgahlah sejenak dikotaku
Sekedar bermain bersama lumba - lumba
Atau menyapa nemo pun dori
Tak lupa ku tuangkan secangkir kopi terbaik
Menemanimu menikmati indahnya panorama ranau berteman keripik pisang

x : Berkeliling di Bandung
Sesekali bisa memetik strawberry atau pucuk teh terbaik
Selatan atau barat, sama saja
Mari rasakan kentraman berlebih, duduk manis di tepi danau
Dua di antaranya situ patenggang dan situ lembang
Perhatikan liukan air yang bergerak centil tersapu angin; menghapus resah
Atau kita nikmati suasana di pertengahan danau dengan perahu
Sembari menikmati renyahnya tempe goreng yang khas

y : Mari kita ke barat lampung
Ada pesta rakyat setiap syawal; sekura
Bertopeng menghias diri simbol budaya dan religi
Selatan lampung berdiri menara indah atas bukit
Jadi icon kebanggan lampung

x : Gedung sate yang sejajar dengan monumen perjuangan, sisa bangunan jaman penjajahan
gedung asia afrika, jalan braga juga menjadi sasaran pengunjung luar
Penjara banceuy tempat sang deklamator  diamankan pun masih terjaga
Untuk menikmati pemandangan dari tengah kota
Ada menara mesjid agung, untuk sekedar merenung pun bisa

y : Ah, sudahlah kopi kita telah dingin
Sibuk bercerita tentang kota kita, hingga tak sempat meminumnya
Kotamu pun kotaku tak ada beda
Kita hanya diberi kesempatan tinggal di alam yang indah ini
Alam yang selalu memberi kebahagiaan ini

x : Mari kita berdamai, lalu tersenyumlah
Kotamu atau kotaku adalah bagian terkecil milik nusantara
Jika hamparan laut biru menjadi kebanggaan di sana, di sini gunung yang menyejukkan
Mari kita bersyukur saja
Jika Tuhan mengizinkan
berharap saja; semoga diberi kesempatan menjamah keindahan yang ada

Bandar Lampung - Bandung
23 July 2016
Chandra Andika - Dwi Inan Putri S

Jumat, 01 Juli 2016

Pergi

perlahan langkahmu pasti
menapaki tiap jengkal langkah kaki mu
membawa mu pergi menjauh
tinggalkan ku disini.

setiap langkah kau lalui dengan pasti
tanpa pernah berniat melihatku
yang masih berharap kau kembali
berasama seperti hari kemarin

dirimu perlahan dan pasti mulai tak terlihat
bayangmu pun tak membekas
maaf bila diri ini telah menggores luka
maaf bila kau pergi dengan rasa kecewa

beharap kau akan kembali
memberi kesempatan memperbaiki semua
melanjutkan cerita kisah kita
pada lembaran - lembaran baru

Bandar Lampung, 01 Juli 2016
Chandra Andika
@dhee_k

Selasa, 28 Juni 2016

Aforisme kehidupan

Kolaborasi di ruang imajinasi
Selasa, 28 juni 2016
Dimulai : 00.17 WIB

Di garis batas kemampuan, kau coba meraih penghidupan
Mengais rezeki dari jalanan, pun tumpukan sampah jadi ladang.

Pelukan mentari menjadi teman..
Guyuran hujan telah lama berkawan
Berharap perputaran sebuah roda
Melaju Dengan Cepatnya

Lelah tak terpungkiri, bosan berselimut debu
Mencari sesuap nasi, dengan jatah tak pasti

lusuh kain membungkus tubuh; pudar tak berwarna
langit menjadi atap dan bumi pun menjadi alas melepas lelah

Akankah kami tetap begini ?
Bergumul di antara mereka berdiri ?
Atau mungkin kah esok hari
Mereka yg menengada memohon pada kami.

Esok biar tuhan saja berkehendak
Jika pun masih hidup penuh sesak
Kami jalani dengan kejujuran bertahta dalam otak

Senin, 27 Juni 2016

Cerita Malam

Malam memang selalu menjadi teman
saat sedih atau bahagia
malam memang tempat pengaduan
malam selalu mendamaikan

Malam pun tak jarang menghadirkan rindu
pada sosok bayangmu yang telah tiada
meninggalkan sayatan luka dalam jiwa

Malam memang menyimpan ribuan cerita
tentang aku yang terlena
tentang dia yang telah lupa
tentang luka yang setia, dan cinta yang sederhana

Berharap esok pagi
mentari dapat menghangatkan hati yang dingin
mencerahkan jiwa yang kelabu
menceriakan diri yang fana

mencumbu kata bareng Dwi Inan Putri S a.k.a Putri Karang

Bandung - Bandar Lampung, 26 Juni 2016

Cinta Dalam Sebungkus Nasi

"Oke, semuanya jelas ?!"
"Jelas ka.."
"Kalau semua sudah jelas kita mulai saja dinas malam edisi kali ini,
dan sebelumnya mari kita berdo'a sesuai dengan kepercayaan masing - masing."

Sebuah percakapan disebuah pelataran ruko di Kota Bandar Lampung mengawali agenda berbagi nasi.

" Eh Nad, kamu bareng siapa ?! " Nadia Dian Kusuma namanya
" Gak tau nih ka, tadi sih bareng Adi tapi dia sama pacarnya sekarang." Nadia bingung.
" kalau gitu bareng kakak aja Nad, kebetulan kakak sendiri. " sambil memberikan helmt ke Nadia
" Eh bro, loe area mana malam ini ? " tanya Adi sambil menepuk pundak Reno.
" Gua daerah Teluk Betung bro. kalau loe area mana Di ?!"  Reno balik bertanya.
" Gw area Raja Basa bro " Jawab Adi.
" Oke bro, yu kita cabut sudah malam ini " ajak Reno sambil memakai helmtnya.

Dan semua para pejuang nasi berpencar menuju area masing - masing untuk membagikan nasi titipan para donatur.
Sepanjang perjalanan Nadia dan Reno pun berbincang soal siapa saja target yang akan diberikan nasi bungkus.
Reno dan Nadia pun sampai di lokasi sesuai dengan yang telah disepakati.
" Nad, itu ada Bapak - bapak sedang tidur. yuk kita kasih nasinya " ajak Reno sambil menunjuk kearah Bapak - bapak yang sedang tidur diemperan ruko.
" Ayu kak " Nadia mengambil nasi dan air minum.
" Kak, bagai mana kalau Nadia saja yang ngasih nasinya ? "
" Boleh Nad. Ayu kita kasih nasinya. "

Nadia dan Reno pun membagikan nasi bungkus di area tersebut hingga habis.
Selama mereka membagikan nasi Reno terus memperhatikan Nadia yang sedang membagikan nasi dengan senyum ramahnya yang hangat. Reno pun kagum melihat semangat Nadia dalam membagikan nasi.

" Akhirnya selesai juga tugas kita kak. " ucap Nadia sambil  tersenyum manis.
" Gimana Nad, cape gak ? "
" Ah enggak kok kak, malah senang Nadia "
" Alhamdulillah kalau Nadia senang ikut kegiatan seperti ini "
" Hehe, ia kak senang banget "

Nadia Dian Kusuma merupakan seorang wanita berhijab dan terdaftar sebagai mahasiswi semester empat disalah satu perguruan tinggi di kota Bandar Lampung.

" Nad, bagai mana kalau kita istirahat sebentar kebetulan di depan ada warung tenda "
" Boleh kak, kebetulan Nadia haus juga "
Nadia dan Reno pun pergi ke warung tenda yang ada di seberang jalan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati keindahan malam kota Bandar Lampung.
" Mau minum apa Nad ? " Reno pun memanggil pelayan untuk memesan minum.
" Es teh manis aja kak, kalau kak Reno mau minum apa ? "
" Biasa Nad, kopi. hehe "
Setelah minuman yang mereka pesan datang, mereka pun menikmatinya tanpa ada lagi percakapan diantara mereka berdua. Hanya terdengar suara deru kendaraan yang lalu lalang di jalanan.
Reno menatap Nadia secara mendalam tanpa sepengetahuan Nadia perlahan Reno pun mulai menaruh rasa kagum kepada Nadia.

Nadia Dian Kusuma
begitu indah dirimu
seperti malam yang berteman purnama
menyembunyikan gelapnya

senyummu yang hangat dan tulus
mendamaikan mereka yang resah
sikap dan laku mu
mencerminkan kelembutan hatimu

Nadia, kau telah menerangi malamku
cahaya rembulan dan kerlip bintang
tak mampu menggantikan cahayamu

" Sudah selesai minumnya Nad ? " tiba - tiba Reno memcah suasana sunyi.
" Sudah kak " jawab Nadia.
" Sepertinya kita harus segera pulang Nad, soalnya sudah malam " ajak Reno, sambil melirik alrojinya.
" Iya kak, enggak kerasa ya sudah malam "

Reno dan Nadia pun meninggalkan warung tenda untuk segera pulang mengantarkan Nadia kerumahnya.
sesampainya di rumah Nadia.
" Sudah sampai Nad. "
" Terima kasih ya kak sudah nganterin pulang, kakak mau mapir dulu atau langsung ? "
" Kayanya langsung aja deh Nad, soalnya sudah malam juga. Enggak enak sama tetangga, hehe "
" Hehe, ya sudah hati - hati di jalan ya  kak "
" Oke Nad. kakak pulang ya, Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikum salam "

Reno pun meninggalkan rumah Nadia menuju kerumahnya. Selama perjalanan menuju rumah, Reno selalu terbayang - bayang akan ke anggunan Nadia. Ia selalu teringat senyum khas dari Nadia yang hangat, sikapnya yang ramah dan sopan dengan siapa saja. Tak lama kemudian Reno pun sampai ke rumahnya. Reno pun memasukan kendaraannya dan bergegas menuju kamarnya untuk istirahat. Setelah bersih - bersih sejenak Reno pun langsung berbaring di tempat tidur.
Reno pun berharap untuk dapat tidur cepat, namum bayang - Bayang Nadia selamu bermain - main di dalam pikirannya.
" Ah Nadia Dian Kusuma, engkau telah menggangu pikiran ku. Sosok dirimu begitu lembut, senyummu yang hangat selalu saja terbayang dalam ingatanku. "

Ke esokan harinya tepat pukul 04.30 Reno terbangun seperti biasa. Setelah selesai melaksanakan ibadah Shalat subuh Reno pun membuka laptopnya untuk melanjutkan skripsinya. Setelah beberapa saat mengerjakan skripsinya, tiba - tiba handphone Reno berbunyi, di lihatnya ada pesan masuk dari Adi.
" Bro, nanti loe kekampus ga bimbingan skripsi ?"
" Yoi bro, nanti sekitar jam 10-an gw sudah di kampus sudah janji juga gw sama Dosen pembimbing " balas Reno.
Reno pun melanjutkan skripsinya, tak terasa jam sudah menunjukan pukul 07.30, Reno pun menghentikan kegiatannya untuk bergegas menuju kamar mandi.
" No, kamu mau sarapan dulu atau mandi ? " tanya ibu Reno.
" Reno mandi dulu ya bu, gerah banget hari ini " jawab Reno sambil mengambil handuk.
" Ya sudah, kalau mau sarapan sudah ibu siapin ya di meja makan "
" Ia bu " seru Reno sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan sarapan, Reno kembali ke kamarnya untuk menyiapkan keperluan kuliahnya. Setelah dirasa sudah tidak ada yang tertinggal Reno pun bergegas berangkat kekampus, tak lupa pula Reno pamit sama ibunya.
" Ibu, Reno pamit kekampus ya mau bimbingan skripsi " pamit Reno sambil mencium tangan ibunya.
" Ia No, semoga cepat selesai ya skripsi kamu " jawab sang ibu sambil mengusap kepala Reno.
" Hati - hati bawa motornya ya No " sambung sang ibu.
" Ia bu, pasti Reno hati - hati "
Reno pun pergi ke kampus menggunakan motor kesayangannya. Dalam perjalanan Reno kembali teringat kepada Nadia yang telah membuat hati Reno berbunga - bunga.

Sementara di rumah Nadia terdengar percakapan melalui telpon seluler dari sebuah kamar.
" Iya kak, bentar lagi Nadia kekampus. Ini lagi siap - siap "
" Engga usah kak, Nadia nanti berangkatnya bareng Yuni kok " Lanjut Nadia sambil membetulkan jilbabnya.
" Kakak hati - hati di jalan ya "

Sementara di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandar Lampung, Reno baru saja sampai dan langsung memarkirkan motornya di parkiran Fakultasnya. Saat hendak menuju ruang dosen, Reno bertemu dengan Adi dan Rendi yang hendak bimbingan skripsi juga.
Mereka bertiga pun berjalan bersama karena kebetulan Dosen pembimbing satu pun sama.  Mereka pun duduk di lorong tepat di depan ruang sang Dosen, karena kebetulan saat itu sang Dosen sedang ada tamu. Reno, Adi dan Rendi berbincang dan bercanda melepas penat menunggu sang dosen.
" Eh No, skripsi loe sudah sampai mana " Rendi bertanya, namun matanya tetap asik memandang netbooknya.
" Gw sudah masuk bab III Ren, lah loe sendiri sudah sampai mana tu skripsi " seru Reno.
" Haha, gw sama kaya loe No. Tapi gw baru masuk bab III. "
Sementara Reno dan Rendi sedang berbincang masalah skrisi mereka, sedang Adi sibuk sendiri sama handphonenya sedang chat dengan pacarnya. Selang berapa lama kemudian merekapun satu persatu mulai bimbingan karena tamu sang Dosenpun telah meninggalkan ruang Dosen.
Siang hari setelah mereka bertiga selesai bimbingan mereka memutuskan untuk santai sejenak di kantin untuk makan siang dan sekedar melepas lelah. Selagi menunggu pesanan makanan mereka, Reno mengeluarkan handphonenya, ia hendak menanyakan kabar wanita yang telah mengganggu pikirannya beberapa hari belakangan ini.
Sore hari setelah pulang dari kampus dan beristirahat sejenak Reno beranjak dari kamar menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Sesat Reno teringat akan sosok Nadia, lalu Reno mengambil handphonenya dan segera menghubungi Nadia.

" Assalamu'alaikum " jawab suara wanita diujung telpon.
" Wa'alaikum salam, Nadia apa kabar ? "
" Alhamdulillah sehat kak. Ka Reno sendiri "
" Alhamdulillah sehat juga Nad. "
" O iya, Nadia nanti malam ada acara ? kl tidak ada bagai mana kl nanti malam kita lihat musikalisasi puisi, di acara malam puisi lampung. "
" Wah boleh kak, kebetulan Nadia juga senang puisi kak. "
" Wak kebetulan sekali ya Nad. Kalau gitu nanti malam kakak jemput kamu jam delapan ya Nad. "
" Iya kak siap. "
" Sampai nanti malam ya Nad. Assalamu'alaikum. "
" Wa'alaikum salam kak. "

Tepat jam delapan Reno sudah sampai di rumah Nadia, setelah pamitan dengan kedua Orang Tua Nadia, Reno dan Nadia pun berangkat ke sebuah cafe di Kota Bandar Lampung untuk menyaksikan musikalisasi puisi. Sepanjang perjalanan Reno dan Nadia terlibat pembicaraan seru mengenai puisi apa yang paling Reno dan Nadia sukai.
Setibanya di lokasi acara baru saja beberapa menit berlangsung, Reno dan Nadia pun segera menuju sebuah meja yang kebetulan kosong. Sepanjang acara Nadia begitu antusias menyaksikan musikalisasi puisi dengan serius, dan Reno pun asik menikmati ke anggunan Nadia. Reno terus menatap Nadia tanpa sepengetahuan Nadia, terbesit dalam hati Reno sebuah kebahagian bila bisa bersama Nadia selamanya. Setelah acara selesai Reno segera mengantar Nadia pulang kerumah, karena dirasa Reno hari telah semakin malam. Sesaat setelah sampai dirumah, handphone Reno berbunyi sebuah pesan singkat masuk ke handphonenya.
" assalamu'alaikum.
sudah sampai rumah ka ?
terima kasih ya untuk malam ini, Nadia senang banget. "
" wa'alaikum salam, alhamdulillah kalau Nadia senang  "

.......

Minggu, 26 Juni 2016

apakah ini sadako ?

senyap malam ini
tak kujumpai suara jangkrik
langitpun semakin menghitami
diselumiti awan yang kelabu

terdengar suarah lirih menyayat hati
yang menuntun langkahku kesebuah sumur tua
sebuah bayang putih samar terlihat

kaku kaki tak bisa melangkah
gigil seluruh badan menatapnya
hanya terpaku tak bersuara

bayang putih berbalik menatap tajam
seakan penuh dendam kusumat
apakah ini sadako ?!
bayang putih pun terus menatap tajam.
kian mendekat dan terus mendekat.
bukan, itu bukan sadako..

tapi itu mantan..

Senin, 06 Juni 2016

Candu Rindu

PROLOG (haiku)

bening memancar
mengalun tiada henti
sukma yang hidup

BAIT 1 Puisi
Kau yang diujung sana
mengalihkan bacaan usangku
membuat ku merapal mantra untuk namamu
yang selalu kuminta agar jadi lenteraku

RESPON BAIT 1 (haiku)
api harapan
demi sebuah cinta
mengetuk pintu

BAIT 2 puisi
kau yang terselip disudut sadarku
melempar cat dalam otak ku
dan membakar cannabis dalam bibirku

PENUTUP HAIKU
mengejar bayang
hinggap ke pohon randu
menikam sunyi

Sabtu, 04 Juni 2016

Wanita

Jika aku berhenti menatapmu
Bukan karena aku berpaling
Ada cahaya yang terlampau silau
Dari matamu, begitu mengagumkan

Jika aku tak lagi merangkulmu
Bukan karena kulelah
Hanya pasti lenganku gemetar
Tak kuasa menahan gejolak rasa menggetarkan jiwa

Ketika aku mulai pergi
Bukan karena aku tak mau lagi bersamamu
Tapi karena aku tahu...
Ada dia yang lebih dari aku

Grafis by @dhee_k
Puisi by @putri_karang

{Bandar Lampung - Bandung, 02 Juni 2016 }

Selasa, 24 Mei 2016

Alamku, SenyumNya

Bergulung-gulung ombak dilaut
Saling kejar memecah ditepi pantai
Mencumbunya hingga basah
Terasa sejuk dan tenang
Sebagian lelah dan bosanku hilang disini

Pasir putih tenggelam kelam
Burung-burung sesekali lewat sentuh air
Bebatuan bertepi kokoh pun terbasuh
Padanan ciptaNya satu padu
Sebab itu, tujuku hilang letih pandangi
Sebab itu, duniaku sekejap terasa tercuri
Lewat segala megahnya alam, sendu senyumku terganti

{ Alamku, Senyumnya | Kolab bareng @coretan.makna }

Pic by @edoindraz